Menulis seperti bercerita kepada orang. Bagaimana membuat orang menjadi paham dan mengerti apa yang ingin disampaikan. Agar sebuah tulisan dapat berbicara, maka harus dikemas dalam kata-kata dan kalimat yang menarik dan enak dibaca.
Supaya mahir menulis, tidak cukup hanya dengan dari pelatihan maupun pemahaman teori-teori saja. Akan tetapi, harus ada kemauan dan semangat yang tinggi. Seorang calon penulis juga mesti mendalami praktiknya.
“80 persen keberhasilan orang bisa menulis, tergantung dari motivasi dari dalam diri penulis sendiri. Sebanyak apapun kita mengikuti pelatihan, tanpa praktik kita tidak akan mampu menjadi penulis yang baik. Menulis itu harus dilatih terus-menerus,”demikian pernyataan Montosori, nara sumber saat berlangsungnya pelatihan jurnalistik Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP).
Bila telah merasa mahir dalam menulis, seorang penulis dapat mengukur kemampuannya dengan membandingkan karyanya dengan orang lain. Pemimpin redaksi (Pemred) Harian Padang Ekspres itu juga mengulas tentang berita investigasi atau sebuah liputan yang bertujuan membongkar informasi yang sengaja ada pihak yang menutup-nutupi.
Pelatihan jurnalistik digelar selama tiga hari (1-3 Maret) di Hotel Pesona Alam Sangir, Solsel. Selama pelatihan berlangsung para peserta terlihat bersemangat dan antusias melakukan tanya jawab dengan nara sumber.
Mulai dari kode etik dan Undang-Undang Pers, teknik wawancara dan investigasi, serta kiat-kiat menulis sebuah berita. Materi pelatihan juga disampaikan oleh Syamsurizaldi (Ketua STIE Widyaswara Indonesia) dan Hafison (pejabat Pemkab Solsel).
Syamsurizaldi berpesan bahwa seorang wartawan dituntut bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak beritikad buruk. Bahan yang diperoleh, hendaknya dengan cara yang terhormat, profesional dan selalu menguji informasi.
Ketua panitia Wilson Chaniago berharap, pelatihan itu dapat menjadi modal dasar bagi peserta yang notabene-nya penulis pemula. Mereka adalah perwakilan PNPM-MP dari setiap kecamatan.
Tujuan digelarnya pelatiha, karena dalam waktu dekat PNPM-MP di Solok Selatan akan menerbitkan tabloid ‘Gema Solsel’ atau gerakan membangun Solok Selatan. Dengan adanya pelatihan jurnalistik, diharapkan muncul bibit-bibit penulis yang handal. “Nantinya, wartawan yang akan mengisi tabloid Gema Solsel adalah peserta pelatihan jurnalistik,”imbuh Wilson.
Saat ini, tabloid Gema Solsel telah menyusun struktur organisasinya. Basrial, sebagai Pemimpin Umum, Suwirman Wakil Pemimpin Umum, dan Wilson Chaniago, Pemimpin Redaksi. (nenengsih)
Sumber:solselkab.go.id